Sabtu, 30 Desember 2017
Rabu, 20 Desember 2017
Sejarah Kota Magelang
Kota Magelang
memiliki sejarah panjang dan menarik. Nama Magelang sendiri bertolak belakang
dari berbagai sumber, seperti cerita rakyat, dongeng, legenda dan sebagainya.
Ada yang berpendapat bahwa nama Magelang itu berasal dari kisah
datangnya orang Keling (Kalingga) ke Jawa yang mengenakan hiasan
gelang di hidungnya. Kata gelang mendapat awalan “ma” yang menyatakan
kata kerja memakai atau menggunakan, maka berarti “memakai gelang”. Jadi
Magelang berarti daerah yang didatangi orang-orang yang menggunakan atau
memakai gelang.
Adalagi yang
berpendapat bahwa Magelang itu berasal dari kisah dikepungnya Kyai Sepanjang
oleh prajurit Mataram secara “temu gelang” atau rapat berbentuk
lingkaran. Ada pula yang mengaitkan nama Magelang itu dengan kondisi geografis
daerah Kedu “cumlorot” yang ternyata semakna dengan kata gelang. Berawal
dari sebuah desa perdikan “Mantyasih” yang mengandung arti beriman dalam
cinta kasih. Penetapan desa Mantyasih tertulis pada Prasasti Mantyasih tertulis
pada Prasasti Mantyasih tanggal 11 April 907 M oleh Raja Dyah Balitung yang
kemudian menjadi dasar penetapan Hari Jadi Magelang. Desa tersebut kemudian
berada di sebelah barat Kota Magelang dengan nama Meteseh di wilayah Kecamatan
Magelang Utara Kota Magelang.
Daerah perdikan
ini dulu disebut Kebondalem, yang berarti kebun milik Raja, yaitu Sri Sunan
Pakubuwono dari Surakarta. Tanah yang membujur ke selatan dari kampung
Potrobangsan sampai kampung Bayeman sekarang, dulunya adalah kebun kopi,
rempah, buah-buahan dan sayur-sayuran termasuk bayam atau “bayem” dalam bahasa
Jawa. Sisa-sisa pernah adanya kebun itu masih dapat dilihat dari nama-namatempat
seperti :
-Kebondalem, yaitu sebuah kampung di Kelurahan Potrobangsan,
-Botton Kopen dahulu adalah kebun kopi,
-Kebonpolo atau kebun pala,
-Kemirikerep/Kemirirejo bekas kebun kemiri,
-Jambon bekas kebun jambu,
-Bayeman bekas kebun bayam,
-Pucangsari bekas kebun pohon pucang,
-Kebonsari bekas kebun yang indah ditanami bermacam-macam tumbuhan,
-Jambesari kebun yang ditanami pohon pinang/jambe,
-Karet bekas kebun pohon karet.
Ketika Inggris
menguasai Magelang pada abad ke-18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat
pemerintah setingkat kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danoekromo
sebagai bupati pertama dengan gelar Raden Tumenggung Danoeningrat. Bupati ini
pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membuat
alun-alun, bangunan tempat tinggal bupati serta sebuah masjid dan gereja GPIB
Jalan Alun-alun Utara. Dalam perkembangan selanjutnya, dipilihlah Magelang
sebagai ibukota
Karesidenan Kedu pada tahun 1818 karena letaknya yang startegis,
dilalui jalan raya yang menuju Yogyakarta.
Setelah
pemerintah Inggris takluk oleh Belanda, Kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh
pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian untuk
kawasan Jawa Tengah bagian selatan sehingga mendorong perkembangan kota. Selain
karena letaknya yang strategis, udara Magelang juga nyaman serta memiliki
pemandangan indah, sehingga oleh Belanda kota ini dijadikan Kota Magelang
Militer. Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan.
Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918, perusahaan
listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan-jalan arteri diperkeras dan
diaspal.
Kota Magelang
diberikan status sebagai Kota Magelang Gemeente pada 1 April 1906 dan dipimpin
oleh seorang Belanda yang menjabat sebagai Burgemeester.
Burgemeester inilah yang sekarang disebut Walikota.
Perkembangan
jaman menuntut dibangunnya berbagai sarana dan prasarana kota. Sarana dan
prasarana air bersih, penerangan, perbankan, tempat-tempat makan-minum, tempat
hiburan dan rekreasi serta yang lain terus berkembang sebagaimana layaknya
sebuah kota yang penuh dengan dinamika. (dari
Buku Panduan Wisata Kota Magelang)
LETAK KOTA MAGELANG
Kota Magelang
terletak di antara 70 LS dan 110 BT, ,merupakan salah satu kota di Jawa Tengah
yang menempati posisi sangat strategis, yaitu terletak tepat di tengah pulau
Jawa dan berada di persimpangan poros utama : Yogyakarta-Semarang,
Yogyakarta-Wonosobo, Semarang-Kebumen-Cilacap. Jaraknya 65 km dari Semarang dan
42 km dari Yogyakarta.
Dikelilingi oleh
gunung-gunung dan bukit seperti : Sindoro, Sumbing, Perahu, Telomoyo, Merbabu,
Merapi, Andong dan Menoreh, serta terdapat sebuah bukit kecil ” Bukit Tidar
” di jantung kota dengan ketinggian ± 500 m dari permukaan laut, menyebabkan
Magelang beriklim sejuk, dengan temperatur antara 250270 Celcius. Dua buah
sungai, Progo dan Elo membatasi wilayah ini di sebelah barat dan timur.
Oleh-oleh Khas Magelang
10 Oleh-oleh Khas Magelang Yang Wajib Dibeli
pergi ke suatu tempat atau kota tak lengkap rasanya kalau tak
membeli buah tangan atau oleh-oleh. Setiap tempat atau kota yang kita kunjungi
pastilah memiliki makanan atau oleh-oleh khas yang hanya ada di kota tersebut.
Salah satunya adalah kota Magelang. Kota yang berjuluk kota sejuta bunga inipun
memiliki beberapa oleh-oleh khas yang tak kalah enaknya dari kota-kota lain.
Jadi, kalau pergi ke Magelang jangan lupa membeli oleh-oleh khas Magelang ya guys.
Kurang lebih ada 10 jenis makanan atau jajanan khas Magelang yang
bisa dijadikan sebagai oleh-oleh.
Nah, berikut ini diantaranya :
1. Gethuk Trio
Kota Magelang sering disebut sebagai kota gethuk. Tak heran kalau
di berbagai pusat oleh-oleh, makanan yang paling dicari adalah gethuk. Gethuk
yang paling dikenal di seantero Nusantara ya Getuk Trio. Getuk yang memiliki
tiga warna khas putih, coklat dan merah muda ini bertekstur lembut dan memiliki
rasa manis gurih. Ada beberapa macam merk getuk trio yang cukup terkenal,
diantaranya gethuk ECO. Kalian musti coba..
2. Gethuk Bolen
Gethuk Bolen ini merupakan kreasi baru olahan getuk. Jadi getuk
bolen adalah perpaduan antara gethuk dengan adonan puff pastry yang melapisi
getuk. Kalau biasanya kita menikmati bolen yang isiannya pisang, kali ini kita
menikmati bolen dengan isian getuk. Hmm, bayangkan betapa nikmatnya merasakan
manisnya getuk yang berpadu dengan gurihnya bolen. Udah deh, borong gethuk
bolennya.
3. Keripik Slondok
Olahan berbahan singkong lain yang dibuat sebagai camilan ringan.
Keripik slondok Magelang ini lumayan terkenal dan sudah dikirim ke berbagai
daerah juga, loh. Rasanya juga bermacam-macam. Ada keripik slondok original,
pedas dan pedas manis. Kalau sudah ngemil keripik slondok ini, dijamin kalian
nggak akan berhenti deh.
4. Potil
Potil juga salah satu olahan singkong yang dibuat sebagai camilan
ringan. Bentuknya yang mirip seperti cincin kecil memiliki rasa gurih. Kadang
potil dijadikan sebagai lauk makan karena rasanya yang gurih dan renyah.
5. Wajik dan Jenang Ny. Week
Selain gethuk, Magelang juga memiliki oleh-oleh khas Magelang lain
yaitu wajik dan jenang Ny. Week. Kalau sedang pulang ke Purworejo, biasanya
saya mampir di daerah Salaman dan membeli wajik Ny. Week. Pusat wajik dan
jenang Ny. Week memang berlokasi di jalan Magelang-Purworejo. Wajik dan jenang
Ny. Week ini bertekstur lembut dan pulen dengan rasa manis yang pas. Wajik dan
jenang Ny. Week ini pas untuk menemani secangkir teh hangat di pagi atau sore
hari.
6. Tape Ketan
Meski di daerah lain juga memiliki tape ketan sebagai makanan
khasnya, tape ketan asli Magelang juga banyak peminatnya. Tape ketan yang
banyak diminati karena rasanya manis. Tape ketan yang biasa dijual sebagai
oleh-oleh biasanya berwarna hijau. Warna hijaunya itu alami loh, karena berasal
dari air perasan daun katuk. Jadi nggak perlu khawatir tape ketan yang kalian
beli memakai pewarna yang berbahaya.
7. Grubi
pernah mendengar makanan yang bernama grubi? Yups, grubi itu
sejenis penganan tradisional manis yang terbuat dari ubi jalar. Jadi ubi jalar
itu diserut, direndam dan digoreng kemudian diberi gula. Rasanya manis dan
renyah. Enaak banget.
8. Gula Kacang
Gula kacang ini kalau di daerah Yogyakarta dan sekitarnya dikenal
sebagai ampyang. Terbuat dari campuran gula merah dan kacang tanah yang
disangrai, rasanya sungguh legit. Saya paling suka dengan gula kacang dengan
komposisi kacang yang lebih banyak daripada gula merahnya. Kalau sedang ke
Magelang, jangan lupa beli gula kacang ini ya guys..
9. Permen Tape
Permen tape dulunya hanya tersedia setiap hari raya Idul Fitri
sebagai suguhan untuk tamu yang datang bersilaturahmi. Namun kini, penggemar
permen tape tak harus menunggu lebaran kalau ingin makan permen tape. Cari saja
di pusat oleh-oleh khas Magelang, pasti ada.
10. Buntil Daun Talas
Buntil daun talas sebenarnya adalah masakan tradisional yang kini
juga menjadi oleh-oleh khas Magelang. Buntil adalah makanan berbahan utama daun
talas yang diisi dengan parutan kelapa muda yang dicampur dengan ikan asin
(ikan teri) berbumbu kemudian dikukus dan dimasak menggunakan santan. Rasanya?
Waah, mantap. Kalian musti mencobanya
Curug Silawe
Sebagai
salah satu daerah yang berada di lereng gunung membuat Magelang mempunyai
wisata alam yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Salah satunya adalah
pesona air terjun Silawe yang berada di lereng gunung Sumbing. Jika mengingat
kata lawe banyak diantara masyarakat yang langsung tertuju ke curug lawe yang
berada di Semarang. Memang, objek wisata curug lawe Semarang lebih populer di
bandingkan dengan curug lawe di daerah lain. Selain Semarang ternyata di
Temanggung juga ada curug yang bernama curug lawe. Tapi kali ini kita bahas
yang Silawe dulu ya sob. Nah seperti apa keindahan yang tersimpan di curug
silawe ini? mari kita simak bersama-sama.
Curug Silawe
Masing-masing
curug tentu memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, tak terkecuali curug
Silawe yang berada di Magelang ini. Lokasinya berada di desa Sutopati,
kecamatan Kajoran, Magelang. Berada sekitar 20 Km ke arah Barat dari alun-alun
Magelang, atau sekitar 40 menit perjalanan. Untuk menuju kesana aksesnya cukup
mudah kok sob bisa lewat Kaliangkrik. Jika dari Magelang kota kita bisa
menggunakan jalur Jl. Bandongan - Kaliangkrik. Ikuti saja terus jalan tersebut
nanti akan ada papan penunjuk arah ke curug silawe di kanan jalan. Kemudian
yang dari arah Yogyakarta bisa menggunakan jalur Kajoran via jl. Kajoran.
Dari
jalan raya kita harus melanjutkan perjalanan lagi menyusuri daerah pedesaan
sejauh kurang lebih 7 Km agar dapat sampai ke lokasi. Sepanjang perjalanan kita
akan dimanjakan dengan panorama alam berupa hamparan pegunungan yang indah,
dengan pemandangan yang indah itulah kita bisa jadi lebih bersemangat menuju ke
lokasi. Medan yang akan kita lalui berupa tanjakan dan belokan kelok, jadi
musti hati-hati ya sob. Di sepanjang jalan ini juga sudah ada beberapa papan
penunjuk arah ke curug silawe, jadi yang baru pertama kali kesini nggak usah
khawatir salah arah. Walaupun jalanan cukup baik dan nyaman, namun saat hampir
sampai ke lokasi jalanan akan berubah menjadi terjal berbatu, tapi itu hanya
sebentar kok. Kemudian jalanan akan berubah menjadi jalan berbeton yang nyaman
lagi. Untuk kemari pengunjung bisa menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi,
tapi untuk lebih enaknya sih pakai sepeda motor aja. Tetap jaga konsentrasi
saat berkendara ya sob.
Biaya &
medan menuju ke lokasi
Pengunjung
hanya dikenakan biaya Rp.6.000/orang saja pada waktu itu, sudah termasuk parkir
sepeda motor pastinya. Nanti pengunjung akan diberi tiket parkir, simpan tiket
tersebut karena nanti saat mau pulang akan diminta lagi sama penjaganya. Dari
parkiran lokasi curug cukup dekat, hanya sekitar 200 meter saja. Jadi tidak
perlu khawatir kehabisan tenaga ya sob.
Pertama-tama
pengunjung harus melewati turunan puluhan anak tangga terlebih dahulu untuk
bisa sampai. Anak tangganya sudah bersemen dan nyaman dilewati. Sebelum
menuruni anak tangga sudah ada beberapa warung yang menjajakan berbagai
makanan, makanan ringan, dan minuman. Jika lupa membawa bekal kamu bisa
membelinya disini terlebih dulu, karena dibawah nanti sudah tidak ada penjual
lagi. Setelah melewati puluhan anak tangga kini sampailah pengunjung ke lokasi
curug Silawe.
Arus Sungai
Curug Silawe
Yang
tak kalah menarik adalah ada beberapa tempat di curug silawe yang bisa
dijadikan tempat menikmati air terjun, yang pertama dari atas tepat di sekitar
anak tangga tadi, saat kamu menuruni anak tangga, nanti ada jalan setapak di
kiri jalan, lewati saja jalan itu maka sampailah kamu ke tempat yang dimaksud.
Kemudian di depannya persis, seperti gambar paling atas itu ya, atau lebih
tepatnya lagi di jembatan penyeberangan. Jadi didepan curug silawe ini ada
jembatan kecil yang bisa kamu jadikan tempat bersantai berikutnya. Kemudian
yang terakhir dari bawah. Tepat dibawah jatuhnya air. Tapi jangan terlalu dekat
dengan jatuhnya air, karena berbahaya.
Curug
silawe memiliki ketinggian kurang lebih 60 meter, dan berada di ketinggian
5.000 mdpl di lereng gunung Sumbing. Tinggi banget ya? tak heran suasana
disekitar sini sangat sejuk serta memanjakan para pengunjung. Sayang sekali di
aliran sungainya masih terdapat beberapa sampah yang berserakan, entah dari pengunjung
atau dari atas air terjun.
Air
dari curug silawe didatangkan langsung dari gunung Sumbing. Sehingga masih
bersih, jernih, dingin, dan segar. Menurut salah satu narasumber air dari curug
silawe ini tidak pernah kering walaupun musim kemarau sekalipun. Kalau debit
airnya berkurang mungkin iya sih, tapi kalau kering total tidak. Di sekitarnya
banyak terdapat berbagai tumbuhan dari tanaman batu hingga tanaman gunung yang
membuat suasana menjadi lebih enak. Dibawahnya banyak terdapat bebatuan mulai
dari yang kecil serta yang besar juga ada. Kalau ingin turun kebawah ada
jalanya sendiri, jalanya berupa jalan setapak tanah liat merah padat tanpa
pengaman, sudah pasti licin kalau basah. Jadi kalau anda ingin ke bawah
pastikan untuk sangat berhati-hati saat memijakan kaki ya sob.
Selain curug Silawe disini ada curug Sigong juga
yang nggak boleh kamu lewatkan begitu saja.
selain
curug silawe disini ada yang namanya grojogan besar yang bernama curug Sigong.
Hampir mirip dengan curug silawe namun lebih pendek. Debit airnya juga kurang
lebih sama dengan curug silawe. Untuk menuju kesana kamu tidak usah bingung
karena tinggal ikuti jalanan yang sudah disediakan, maka anda akan sampai ke
lokasi. Jarak antara curug silawe dengan curug sigong juga sangat dekat, bisa
dilihat langsung bahkan saat pengunjung menuruni tangga tadi.
Indahnya Curug
Sigong
Grojogan
ini unik, karena airnya muncul dari sela-sela tebing yang curam. Hamparan
airnya memanjang dan membentuk banyak air terjun mini, gambar diatas adalah
gambar air terjun paling besar. Jadi jika pengunjung melihatnya langsung akan
lebih indah karena di sebelah kanan air terjun paling besar diatas itu masih
ada lagi grojogan kecil lain yang memanjang. Dinding tebingnya juga unik karena
berbentuk seperti tumpukan batu alami. Ada beberapa rongga-rongga seperti
guanya juga di sekitar dinding, jadi ada ciri khasnya tersendiri gitu. Di
sekelilingnya ditumbuhi tanaman pegunungan dan banyak di tumbuhi tanaman yang
menjalar, sehingga kealamianya akan sangat terasa. Airnya juga masih sama
segar, sejuk, dan jernih, iyalah namanya juga masih satu komplek dengan curug
silawe. Di dekat curug sigong ada sebuah bangunan bertap ( bukan gazebo ) yang
bisa digunakan berteduh pengunjung. Karena nanti anak tangga menuju kemari akan
sedikit menyerempet jatuhnya air sehingga pengunjung yang kesini pastilah kena
cipratan airnya. Lumayan sob seger dan dingin kok. Dari sini juga ada
pemandangan yang cukup menarik, yaitu melihat curug Silawe dari sisi yang lain,
wah dobel ya nikmatnya.
Objek
wisata curug silawe ini bukanlah termasuk objek wisata baru karena keberadaanya
sudah diketahui masyarakat sejak dulu, walaupun belum banyak masyarakat diluar
sana yang tahu keberadaan curug silawe. Untuk masalah fasilitas seperti mushola
dan toilet disini memang belum ada. Jadi bagi para pengunjung yang hendak
sholat bisa mencari masjid atau mushola di area perkampungan ya. Tempat wisata
ini akan ramai pengunjung kalau pas hari libur dan akhir pekan.
Jadi
apakah curug silawe akan menjadi tujuan kamu di akhir pekan ini ?? Mari kita Piknik.!!
Gardu Pandang Ketep Pass
Terletak pada ketinggian 1.200 meter di atas
permukaan air laut, Ketep Pass menyajikan panorama indah khas dataran tinggi
lengkap dengan kabut yang memeluk tubuh dan mengusik pandangan. Sembari
menikmati secangkir teh hangat dan jagung bakar kamu pun bisa menyaksikan
panorama gunung kembar bersama orang-orang terkasih.
Ketep Pass merupakan obyek wisata alam yang
menyuguhkan panorama indahnya pegunungan dan pengetahuan tentang kegunungapian.
Adalah H. Mardiyanto selaku Gubernur Jawa Tengah yang memprakarsai bukit ini
menjadi tujuan wisata di jalur Solo-Selo-Borobudur dan diresmikan oleh Presiden
Megawati Sukarno Putri pada 17 Oktober 2002. Dengan luas sekitar 8.000 m²,
Ketep Pass dilengkapi dengan fasilitas gardu pandang, Ketep Volcano Theatre,
Ketep Volcano Centre, teropong, Ketep Pass Restaurant, Pelataran Panca Arga, arena
bermain anak-anak, area parkir yang luas dan mushola.
Gardu pandang di Ketep Pass berupa dua buah gazebo
yang berbentuk persegi panjang dan segi delapan. Di gazebo ini kamu dapat
menikmati pesona kemegahan gunung kembar, Merapi Merbabu. Dua gunung yang
berdiri bersisihan tersebut nampak perkasa dan gagah. Di bawahnya terlihat
hamparan lahan pertanian yang menghijau serta rumah-rumah penduduk yang berdiam
di lereng gunung.
Di Ketep Pass Magelang juga terdapat museum bernama
Ketep Volcano Centre yang menyajikan berbagai informasi mengenai Gunung Merapi.
Memasuki bangunan yang bentuknya melingkar ini, kamu bisa melihat miniatur
Gunung Merapi, contoh batuan sisa erupsi dari tahun ke tahun, poster Puncak
Garuda (puncak Gunung Merapi) dengan ukuran 3 x 3, poster peringatan dini
banjir lahar dingin, foto-foto dokumentasi letusan Gunung Merapi dari tahun ke
tahun, serta stereoskop atau alat yang digunakan untuk melihat hasil foto udara
menjadi sebuah gambar 3 dimensi.
Titik tertinggi Obyek Wisata Ketep Pass Magelang ini
terdapat di Pelataran Panca Arga. Jika cuaca sedang cerah dan tidak ada kabut
atau awan yang menghalang pandangan, kamu bisa melihat keindahan puncak 5
gunung dari pelataran ini. Gunung-gunung tersebut yaitu Gunung Merapi, Gunung
Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Gunung Slamet.
Sembari menikmati pesona alam di Ketep Pass, kamu
bisa mencicipi jagung bakar dan minuman hangat yang dijual di warung-warung
yang ada di Ketep Pass. Saat udara dingin mulai datang dan perut keroncongan,
kamu bisa makan nasi rames, nasi pecel, mie godok, mie goreng, atau mie ayam.
Sedangkan jika ingin menikmati suasana pedesaan yang asri, kamu bisa menginap
di homestay yang ada di kawasan Ketep Pass. Dijamin kamu akan mendapatkan
pengalaman liburan yang seru.
Miniatur Gunung Merapi di Ketep Pass Magelang
Koleksi miniartur Gunung Merapi di Obyek Wisata
Ketep Pass Magelang. (Benedictus Oktaviantoro/Maioloo.com)
Aktivitas Yang Bisa Dilakukan Di Ketep Pass Magelang
1.Menonton Film Dokumenter
Jika ingin melihat dasyatnya erupsi Merapi tahun
2010 silam, kamu bisa masuk ke Ketep Volcano Theatre. Di gedung ini diputar
film dokumenter tentang erupsi Gunung Merapi dengan durasi sekitar 20 menit.
Tidak ada jam khusus untuk bisa melihat film dokumenter ini. Selama kuota penonton
sudah mencapai 15 orang, maka film akan diputar.
2.Meneropong
Jika kamu ingin melihat bentukan si gunung kembar
secara lebih dekat, kamu bisa menyewa teropong yang telah tersedia di Pelataran
Panca Arga dan gardu pandang. Dengan membayar Rp 3.000, kamu dapat melihat
bentukan-bentukan atau kontur Gunung Merapi dan Gunung Merbabu secara lebih
dekat. Selain teropong yang disediakan pengelola, kamu juga bisa menyewa
binokuler dari warga. Dengan membayar Rp 3.000, kamu bisa menggunakan binokuler
selama 20 menit. Sedangkan jika membayar Rp 5.000, kamu bisa menggunakan
binokuler ini selama 1 jam.
3.Sunrise Seeing
Ketep Pass Magelang menyajikan pengalaman untuk
menikmati sunrise yang sedikit berbeda. Kenapa? Karena lokasi Ketep Pass
Magelang ini berdekatan dengan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Jika cuaca
bagus dan langit bersih, kamu bisa melihat mentari yang muncul dari sela-sela
gunung kembar tersebut lengkap dengan foreground atap warung yang tertata
dengan rapi. Waktu terbaik untuk menikmati sunrise disini adalah bulan Juni
hingga Agustus. Sedangkan spot terbaik ada di kawasan parkirasn sebelah utara.
Selain dari tempat parkir, kamu juga bisa melihat munculnya sang mentari dari
Pelataran Panca Arga.
4.Hunting Foto
Ketep Pass merupakan lokasi yang asyik untuk hunting
foto. Bagi penggemar landscape, kamu bisa mengabadikan sunrise dengan latar
belakang gunung yang megah, areal pertanian warga yang membentuk kontur indah,
hingga gugusan perbukitan dan gunung-gunung yang berdiri berjajar serupa
benteng penjaga. Sedangkan bagi penggemar foto-foto human interest, kamu bisa
memotret warga yang sedang beraktivitas di ladang, para penjual sayur, penjaja
jagung bakar, dan beragam momen menarik lainnya.
5.Belajar Tentang Gunung Merapi
Bila di Museum Gunung Merapi memberikan informasi
tentang Gunung Merapi dan gunung api secara keseluran di Indonesia dan dunia,
Ketep Volcano Centre hanya menyajikan informasi tentang Gunung Merapi. Di sana
kamu bisa melihat beragam koleksi apik yang berhubungan dengan gunung berapi
paling aktif di Indonesia ini. Kamu juga bisa mencoba melihat melalui
stereosokop (alat untuk melihat hasil foto dari udara menjadi 3 dimensi).
Lokasi dan Akses Ketep Pass Magelang
Obyek Wisata Ketep Pass terletak dijalur
Solo-Selo-Boyolali (SSB) atau l tepatnya di Jl. Blabak – Boyolali Km. 16,
Ketep, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Dari Jogja terdapat dua jalan yang bisa
dilewati. Jalur pertama merupakan jalur yang umum dilewati yakni Jalan Magelang
– Muntilan – Blabak (pertigaan Blabak belok kanan) – Sawangan – Ketep. Sedangkan
jalur kedua bisa melewati jalan kecil di samping Klenteng sebelum pasar
Muntilan. Dari Klenteng Hok An Kiong itu tinggal lurus saja mengikuti jalan
utama (kamu akan melewati Pasar Talun dan jembatan gantung) hingga menemui
pertigaan Kecamatan Sawangan, dari pertigaan itu silahkan belok kanan sampai
menemui pertigaan Ketep Pass.
RUMAH KAMERA
Rumah Kamera Magelang, Wisata Sensasi “Galeri Seni”
Denah Rumah kamera Magelang ini memiliki empat lantai loh, rasakan
sendiri deh sensasinya begitu kalian mamasuki sebuah “kamera” melalui bagian “lampu flash” pada kamera DSLR
sebagai pintu masuknya. Intip deh pemandangan dari luar bagian “ mode LCD” yang
dijadikan sebagai jendelanya.
1. Menikmati Keindahan Berbagai Karya Seni
Rumah kamera
merupakan sebuah galeri seni berbentuk kamera DSLR raksasa yang didalamnya
terdapat berbagai lukisan karya seorang seniman asal Semarang yang emang udah
lama tinggal di Bali, Tanggol Angien Jatikusumo. Bukan Ki Kusomo ya Guys!
Saat memasuki galeri rumah kamera, kalian akan langsung disuguhi
karya-karya lukis yang amat luar biasa dan handmade Tanggol loh. Guys! Kalian
harus lihat, lukisannya sangat indah dan penuh detail. Gambar-gambar-nya pun
sangat menyentuh. Lampu-lampu sorot yang dipasang menambah keindahan lukisan.
Mana ada sih yang nolak buat nggak selfie-selfie ria di tempat seindah ini?
Nggak hanya itu aja sih, pengunjung yang pendek alias nggak bisa berdiri untuk
ngelihat lukisan terus-menerus, di galeri ini udah disiapin kursih-kursih yang
dibentuk dengan kreatif dan juga lucu Guys!
2. Kesempatan Bertemu Tanggol Angien yang Inspiratif
Tanggol ingin
menjadikan desa tempat tinggalnya sebagai desa “seni” wisata magelang, maklum karena
dirinya sendiri merupakan maestro di dunia seni, terutama seni lukis. Pria yang
sempat tinggal di Bali sejak kecil ini, emang udah memiliki jiwa seni yang
tinggi. Dukungan orang tua Tanggol sangat besar sehingga beliau mencelupkan
dirinya dalam dunia seni. Karya-karya beliau banyak dijual ke luar kota maupun
mancanegara. Ih keren ya, Guys! Inspiratif banget buat kalian yang ingin
berkecimpung di dunia seni juga. Beliau pun sering mengajar lukis kepada
anak-anak desa setempat di hari minggu.
Alamat Rumah Kamera Magelang di Jl. Majaksingi, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tempat ini sudah di bangun sejak
tahun 2013. Dari desain hingga pembuatannya diatur sedemikian rupa hingga
mewujudkan hasil yang sweet. Saat itu, pembangunanan menghabiskan waktu
setahun. Tanggol membangunnya selain bertujuan menjadikan desa setempat
tinggalnya sebagai desa seni, hal tersebut sebagai pelampiasan beliau karena
kegigihannya saat muda menginginkan sebuah kamera dan berjuang untuk terus melahirkan sebuah karya. Beliau secara
konsisten, tekun dan berhasil membuat kamera raksasa. Mimpi beliau ingin
menambah fasilitas lainnya lagi seperti membuat panggung kesenian pentas
sendrati, kesenian jatilan, kuda lumping dan keroncong. Karena bagi beliau,
Indonesia sangat kaya akan kebudayaan yang harus dilestarikan. Itu emang bener
sih. Indonesia beranekaragam budaya dan keseniannya. Seluruh Negara lain udah mengakui
hal tersebut.
3. Surganya para “selfer”
Disana, Guys!
Kalian akan melihat ada bangunan di samping rumah kamera. Tempat itu merupakan
Selfie Paradise. Sesuai namanya ya, tempat itu emang surganya para selfer. Di
sana terdapat berbagai lukisan 3D yang bisa kalian gunakan untuk selfie
kekinian. Selfie sepuasnya sampai puas dengan membeli tiket masuk rumah kamera
Magelang seharga Rp. 15.000 aja.
4. Menyaksikan Cantiknya pemandangan Candi Borobudur dari Atas
“Lensa Kamera”.
Dari bagian
“lensa kamera”, Guys! Kalian dapat melihat betapa cantiknya pemandangan desa
dari atas Rumah Kamera Magelang. Untuk mencapainya, kalian bisa masuk melalui
tangga. Banyak loh wisatawan domestik maupun mancanegara yang naik sampai
lantai atas cuman buat ngelihat pemandangan Candi Borobudur ples alam sekitar
seperti Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing dan lainnya lah.
Satu lagi Guys! Sama hal nya kayak di Korea, bedanya sih cuman kalo
wisata di Korea kalian menggunakan gembok cinta dan di sini nih Guys! Kalian
bisa menulis pesen-pesen untuk orang terkasih disalah satu sisi atapnya. Rumah
kamera Magelang buka setiap hari Selasa-Minggu pukul 08.00-17.00 WIB.
Selasa, 19 Desember 2017
Air Terjun Sekar Langit
Sekar
Langit dalam bahasa jawa, sekar berarti bunga, dan langit berarti langit,
maka jika diterjemahkan berarti bunga yang turun dari langit. Air
terjun Sekar Langit merupakan tetesan mata air yang berasal dari puncak
Gunung Telomoyo, gunung yang membatasi antara kota Salatiga dan kota Magelang
di Jawa Tengah.
Air Terjun Sekar Langit memiliki ketinggian sekitar 30 meter dan aliran airnya nanti akan mengalir ke arah barat menuju ke aliran sungai Elo dan selanjutnya bermuara di laut selatan Jawa.
Legenda
Warga sangat menghormati air terjun yang satu ini, hal ini lantaran sebuah runtutan kisah dongeng klasik legenda Joko Tarub, seorang pria iseng yang mengintip dan mencuri selendang bidadari yang sedang mandi di sebuah air terjun. Warga disekitar air terjun ini percaya bahwa air dari Air Terjun Sekar Langit memiliki khasiat, baik untuk penyembuhan penyakit yang ringan seperti gatal-gatal sampai kepada penyakit kronis. Selain itu juga air ini dapat menambah aura kecantikan bagi seorang perempuan. Caranya dengan mandi atau cukup sekedar membasuh muka saja. Ada pula anggapan lain tentang erotisme khasiat dari air terjunt ini, yaitu mampu untuk menambah padat, berisi dan kencang payudara bagi perempuan. Caranya adalah sambil mandi, air terjun yang mengucur ini langsung dikenakan ke bagian utama identitas kewanitaan ini baik secara langsung atau boleh juga dikenakan sedikit demi sedikit atau diserempet-serempetkan saja. Yang penting, air dari Air Terjun Sekar Langit harus mengenai payudara secara langsung sebelum air tersebut jatuh menyentuh bumi. Bahkan bagi yang sulit mendapatkan jodoh terutama kaum pria, tempat ini sering dijadikan tempat untuk melaksakan keingingan tersebut di atas.. Ritual untuk mendapatkan jodoh biasanya dengan melakukan meditasi di malam hari, yaitu pada malam Jumat Kliwon atau malam Selasa Kliwon, dengan cara membakar dupa atau kemenyan sambil menghadap ke arah timur laut. Umumnya tempat yang dipilih untuk melakukan ritual tersebut adalah di sebuah batu berdiameter sekitar 5 meter yang terletak di sebelah selatan air terjun. Konon di tempat ini adalah tempat yang paling makbul, dimana dulunya Joko Tarub mengintip bidadari-bidadari yang sedang mandi di Sekar Langit tersebut. |
Lokasi
Terletak
Desa Telogorejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah.
Aksesbilitas
Berjarak
sekitar 5 km dari Kopeng dari arah utara kota Salatiga. Dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi,
baik sepeda motor maupun mobil dengan kondisi jalan sudah beraspal, akan tetapi
sangat curam dengan banyak turunan.
Untuk
sampai ke obyek wisata Air Terjun Sekar Langit ini, dapat di capai dari dua
arah. Arah pertama masuk dari kota
Salatiga. Dimana sesampainya di desa Getasan (sebelum Kopeng), ambil jalan ke
kanan hingga pintu gerbang. Jarak dari
desa ini hingga pintu gerbang sekitar 3-4 km.
Sedangkan arah kedua masuk dari kota Magelang melewati daerah Grabag
dengan menyusuri perbukitan. Dari Kota Kecamatan Grabag ini, dapat ditempuh
dalam waktu sekitar 10-15 menit, dengan pintu masuknya berada di Dusun
Dalangan, Desa Pandean Ngablag.
Selanjutnya
dari pintu gerbang menuju air terjun sekitar 500 meter melalui jembatan dan
jalan setapak yang menanjak melewati hutan pinus. Di sepanjang jalan terpampang beberapa papan
pengumuman yang diletakkan di pohon untuk mengingatkan pengunjung bilmana hujan
tiba, harus keluar dari lokasi. Hal ini
dikarenakan sering terjadi air bah yang datang dari hulu bila musim hujan
tiba. Begitu juga terdapat larangan
mandi dan turun ke sungai saat musim hujan tiba.
Tiket dan Parkir
Tiket
masuk tiap kendaraan bermotor adalah Rp. 2000
dan mobil Rp. 3000.
Senin, 18 Desember 2017
Gereja Ayam
Bagi
Anda yang mungkin mau mudik ke daerah Magelang dan Jogjakarta jangan lupa untuk
mampir ke lokasi suting film AADC2.
Bukit Rhema |
Salah satunya adalah Rumah Doa Bukit Rhema.
Rumah
doa ini sering juga disebut sebagai Gereja Ayam oleh penduduk lokal. Letaknya
di Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Magelang, Jawa Tengah.
Jaraknya
dari Yogyakarta sekitar 45 kilometer. Pemandangan dari ketinggian memikat
disaksikan dari tempat ini ketika pagi hari.
Lokasinya
tersembunyi cukup jauh, yakni di perbukitan Magelang, Jawa Tengah, namun
namanya kini tengah mendunia.
Bangunan
yang diprakarsai oleh Daniel Alamsjah dikenal dengan sebutan Gereja Ayam.
Ini
karena bentuknya mirip seekor ayam yang tengah duduk di tanah di bagian
kepalanya terdapat sebuah mahkota.
Bentuk
bangunannya cukup besar, di mana bagian dalamnya terdapat ruang besar dan
kamar-kamar.
Hanya
saja, Daniel Alamsjah mencoba meluruskan bahwa bangunan itu bukanlah berbentuk
ayam, melainkan burung merpati.
Hampir
setiap tahun, bangunan ini didatangi wisatawan lokal maupun asing.
Sebagian
mengabadikan foto-foto bangunan itu lalu diunggah di media sosial.
Daniel
yang asal Jakarta mengungkapkan awal muasal mendirikan bangunan itu. Dalam
ceritanya seperti dilansir dailymail.uk, sebelumnya dia mendapat pesan dari
Tuhan untuk membangun sebuah rumah ibadah dengan bentuk burung merpati.
mungkin
karena saya umat Kristen, banyak orang berfikir saya sedang membangun sebuah
gereja. Tapi saya tegaskan itu bukan gereja. Saya membangun sebuah rumah doa
tempat bagi orang-orang yang percaya pada Tuhan," kata pria berusia 68
tahun itu.
Seusai
memperoleh ilham dari mimpinya, pada tahun 1989, Daniel dalam perjalanan
Magelang, di mana keluarga istrinya berasal.
Saat
itu dia melihat sebuah pemandangan yang indah di perbukitan. Rupanya,
pemandangan itu sama persis dengan yang ada dalam mimpinya.
"Saya
berdoa sepanjang malam di sana dan saya mendapat wahyu bahwa saya harus
membangun rumah doa di tempat itu," katanya.
Satu
tahun kemudian, Daniel membeli lahan dari warga setempat seluas 3.000 meter
persegi dengan harga sekitar Rp 2 juta.
Pembayaran
dilakukan dengan cara mencicil sampai akhirnya lunas dalam empat tahun.
Hanya
saja, bangunan itu tak selesai sempurna karena keterbatasan dana serta
pertentangan dari warga sekitar.
Rumah
Pengobatan
Saat
ini, bangunan itu dalam kondisi tidak terawat.
Dinding-dindingnya
tanpa cat terus mengelupas di makan cuaca, juga ulah vandalisme mengotori
bangunan yang penuh lumut itu.
Banguan
itu sempat menjadi lokasi beribadah warga dari berbagai agama, termasuk Buddha,
Islam, dan Kristen, dengan cara mereka sendiri.
Selain
itu, bangunan itu juga pernah digunakan sebagai pusat rehabilitasi.
Alamsjah
menegaskan rehabilitasi di rumah doa ini adalah untuk terapi bagi anak-anak
cacat, pecandu narkoba, orang gila dan pemuda terganggu.
Rumah
Doa itu resmi ditutup tahun 2000 karena biaya konstruksi yang terlalu tinggi,
tetapi banyak terus mengunjungi situs yang indah di Indonesia.
Wasno,
warga Desa Gombong adalah salah satu dari 30 penduduk setempat yang membantu
Alamsjah.
Wasno
juga ikut merasakan manfaat dari kehadiran bangunan Gereja Ayam itu.
Dia
menyediakan lahan rumahnya di kaki bukit untuk parkir pengunjung.
Terkenal
melalui media sosial, Gereja Ayam telah menjadi sorotan para traveller, seperti
Putri normalità yang mengabadikan bangunan itu dan diunggah lewat media sosial.
"Ada
sangat sedikit cerita tentang bangunan, tetapi banyak wisatawan penasaran ingin
mengunjunginya, atau bahkan berniat menikah di sana. Boleh jadi karena
kandungan cerita misteri yang membuat orang ingin datang melihatnya," kata
Putri.
"Ada
banyak nama untuk bangunan ini, misalnya: Gereja Chicken, Gereja Bird, Gereja
Dove, Pigeon Hill dan banyak nama lainnya," lanjut Putri.
Wisatawan
lain menggambarkan bagaimana lima dari delapan pilar memegang bangunan hingga
kini runtuh.
Alek
Kurniawan mengatakan, "Ini adalah yang paling aneh, ternyata kamar ini
bertingkat. Ruang atas digunakan sebagai aula gereja. Sementara di ruang bawah
tanah, ada kamar seperti kamar tidur dan kamar mandi."
Kamar
itu sulit ditemukan jika tidak pengunjung yang masuk ke dala bangunan tidak
membekalinya dengan senter. Beberapa kamar, kata Alek, menjadi sarang
kelelawar.
"Ada
15 kamar seperti kamar tidur dan 1 kamar dengan 3 kamar mandi. Ada satu pintu
lagi kita tidak masuk. Banyak juga grafiti di dinding, misalnya kata-kata buruk
dan gambar wanita telanjang ditemukan," katanya.
(Kompas.com/Dailymail.co.uk)
Langganan:
Postingan (Atom)