Rabu, 20 Desember 2017

Sejarah Kota Magelang







Kota Magelang memiliki sejarah panjang dan menarik. Nama Magelang sendiri bertolak belakang dari berbagai sumber, seperti cerita rakyat, dongeng, legenda dan sebagainya.
Ada yang berpendapat bahwa nama Magelang itu berasal dari kisah datangnya orang Keling (Kalingga) ke Jawa yang mengenakan hiasan gelang di hidungnya. Kata gelang mendapat awalan “ma” yang menyatakan kata kerja memakai atau menggunakan, maka berarti “memakai gelang”. Jadi Magelang berarti daerah yang didatangi orang-orang yang menggunakan atau memakai gelang.

Adalagi yang berpendapat bahwa Magelang itu berasal dari kisah dikepungnya Kyai Sepanjang oleh prajurit Mataram secara “temu gelang” atau rapat berbentuk lingkaran. Ada pula yang mengaitkan nama Magelang itu dengan kondisi geografis daerah Kedu “cumlorot” yang ternyata semakna dengan kata gelang. Berawal dari sebuah desa perdikan “Mantyasih” yang mengandung arti beriman dalam cinta kasih. Penetapan desa Mantyasih tertulis pada Prasasti Mantyasih tertulis pada Prasasti Mantyasih tanggal 11 April 907 M oleh Raja Dyah Balitung yang kemudian menjadi dasar penetapan Hari Jadi Magelang. Desa tersebut kemudian berada di sebelah barat Kota Magelang dengan nama Meteseh di wilayah Kecamatan Magelang Utara Kota Magelang.

Daerah perdikan ini dulu disebut Kebondalem, yang berarti kebun milik Raja, yaitu Sri Sunan Pakubuwono dari Surakarta. Tanah yang membujur ke selatan dari kampung Potrobangsan sampai kampung Bayeman sekarang, dulunya adalah kebun kopi, rempah, buah-buahan dan sayur-sayuran termasuk bayam atau “bayem” dalam bahasa Jawa. Sisa-sisa pernah adanya kebun itu masih dapat dilihat dari nama-namatempat seperti :
-Kebondalem, yaitu sebuah kampung di Kelurahan Potrobangsan,
-Botton Kopen dahulu adalah kebun kopi,
-Kebonpolo atau kebun pala,
-Kemirikerep/Kemirirejo bekas kebun kemiri,
-Jambon bekas kebun jambu,
-Bayeman bekas kebun bayam,
-Pucangsari bekas kebun pohon pucang,
-Kebonsari bekas kebun yang indah ditanami bermacam-macam tumbuhan,
-Jambesari kebun yang ditanami pohon pinang/jambe,
-Karet bekas kebun pohon karet.

Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke-18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat pemerintah setingkat kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danoekromo sebagai bupati pertama dengan gelar Raden Tumenggung Danoeningrat. Bupati ini pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membuat alun-alun, bangunan tempat tinggal bupati serta sebuah masjid dan gereja GPIB Jalan Alun-alun Utara. Dalam perkembangan selanjutnya, dipilihlah Magelang sebagai ibukota
Karesidenan Kedu pada tahun 1818 karena letaknya yang startegis, dilalui jalan raya yang menuju Yogyakarta.

Setelah pemerintah Inggris takluk oleh Belanda, Kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian untuk kawasan Jawa Tengah bagian selatan sehingga mendorong perkembangan kota. Selain karena letaknya yang strategis, udara Magelang juga nyaman serta memiliki pemandangan indah, sehingga oleh Belanda kota ini dijadikan Kota Magelang Militer. Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan. Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan-jalan arteri diperkeras dan diaspal.

Kota Magelang diberikan status sebagai Kota Magelang Gemeente pada 1 April 1906 dan dipimpin oleh seorang Belanda yang menjabat sebagai Burgemeester.
Burgemeester inilah yang sekarang disebut Walikota.

Perkembangan jaman menuntut dibangunnya berbagai sarana dan prasarana kota. Sarana dan prasarana air bersih, penerangan, perbankan, tempat-tempat makan-minum, tempat hiburan dan rekreasi serta yang lain terus berkembang sebagaimana layaknya sebuah kota yang penuh dengan dinamika. (dari Buku Panduan Wisata Kota Magelang)


 LETAK KOTA MAGELANG

Kota Magelang terletak di antara 70 LS dan 110 BT, ,merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menempati posisi sangat strategis, yaitu terletak tepat di tengah pulau Jawa dan berada di persimpangan poros utama : Yogyakarta-Semarang, Yogyakarta-Wonosobo, Semarang-Kebumen-Cilacap. Jaraknya 65 km dari Semarang dan 42 km dari Yogyakarta.
      Dikelilingi oleh gunung-gunung dan bukit seperti : Sindoro, Sumbing, Perahu, Telomoyo, Merbabu, Merapi, Andong dan Menoreh, serta terdapat sebuah bukit kecil ” Bukit Tidar ” di jantung kota dengan ketinggian ± 500 m dari permukaan laut, menyebabkan Magelang beriklim sejuk, dengan temperatur antara 250270 Celcius. Dua buah sungai, Progo dan Elo membatasi wilayah ini di sebelah barat dan timur.

Oleh-oleh Khas Magelang



10 Oleh-oleh Khas Magelang Yang Wajib Dibeli

pergi ke suatu tempat atau kota tak lengkap rasanya kalau tak membeli buah tangan atau oleh-oleh. Setiap tempat atau kota yang kita kunjungi pastilah memiliki makanan atau oleh-oleh khas yang hanya ada di kota tersebut. Salah satunya adalah kota Magelang. Kota yang berjuluk kota sejuta bunga inipun memiliki beberapa oleh-oleh khas yang tak kalah enaknya dari kota-kota lain. Jadi, kalau pergi ke Magelang jangan lupa membeli oleh-oleh khas Magelang ya guys.

Kurang lebih ada 10 jenis makanan atau jajanan khas Magelang yang bisa dijadikan sebagai oleh-oleh.
Nah, berikut ini diantaranya :

1. Gethuk Trio



Kota Magelang sering disebut sebagai kota gethuk. Tak heran kalau di berbagai pusat oleh-oleh, makanan yang paling dicari adalah gethuk. Gethuk yang paling dikenal di seantero Nusantara ya Getuk Trio. Getuk yang memiliki tiga warna khas putih, coklat dan merah muda ini bertekstur lembut dan memiliki rasa manis gurih. Ada beberapa macam merk getuk trio yang cukup terkenal, diantaranya gethuk ECO. Kalian musti coba..

2. Gethuk Bolen


Gethuk Bolen ini merupakan kreasi baru olahan getuk. Jadi getuk bolen adalah perpaduan antara gethuk dengan adonan puff pastry yang melapisi getuk. Kalau biasanya kita menikmati bolen yang isiannya pisang, kali ini kita menikmati bolen dengan isian getuk. Hmm, bayangkan betapa nikmatnya merasakan manisnya getuk yang berpadu dengan gurihnya bolen. Udah deh, borong gethuk bolennya.

3. Keripik Slondok

Olahan berbahan singkong lain yang dibuat sebagai camilan ringan. Keripik slondok Magelang ini lumayan terkenal dan sudah dikirim ke berbagai daerah juga, loh. Rasanya juga bermacam-macam. Ada keripik slondok original, pedas dan pedas manis. Kalau sudah ngemil keripik slondok ini, dijamin kalian nggak akan berhenti deh.

4. Potil


Potil juga salah satu olahan singkong yang dibuat sebagai camilan ringan. Bentuknya yang mirip seperti cincin kecil memiliki rasa gurih. Kadang potil dijadikan sebagai lauk makan karena rasanya yang gurih dan renyah.


5. Wajik dan Jenang Ny. Week

Selain gethuk, Magelang juga memiliki oleh-oleh khas Magelang lain yaitu wajik dan jenang Ny. Week. Kalau sedang pulang ke Purworejo, biasanya saya mampir di daerah Salaman dan membeli wajik Ny. Week. Pusat wajik dan jenang Ny. Week memang berlokasi di jalan Magelang-Purworejo. Wajik dan jenang Ny. Week ini bertekstur lembut dan pulen dengan rasa manis yang pas. Wajik dan jenang Ny. Week ini pas untuk menemani secangkir teh hangat di pagi atau sore hari.

6. Tape Ketan

Meski di daerah lain juga memiliki tape ketan sebagai makanan khasnya, tape ketan asli Magelang juga banyak peminatnya. Tape ketan yang banyak diminati karena rasanya manis. Tape ketan yang biasa dijual sebagai oleh-oleh biasanya berwarna hijau. Warna hijaunya itu alami loh, karena berasal dari air perasan daun katuk. Jadi nggak perlu khawatir tape ketan yang kalian beli memakai pewarna yang berbahaya.

7. Grubi


pernah mendengar makanan yang bernama grubi? Yups, grubi itu sejenis penganan tradisional manis yang terbuat dari ubi jalar. Jadi ubi jalar itu diserut, direndam dan digoreng kemudian diberi gula. Rasanya manis dan renyah. Enaak banget.



8. Gula Kacang


Gula kacang ini kalau di daerah Yogyakarta dan sekitarnya dikenal sebagai ampyang. Terbuat dari campuran gula merah dan kacang tanah yang disangrai, rasanya sungguh legit. Saya paling suka dengan gula kacang dengan komposisi kacang yang lebih banyak daripada gula merahnya. Kalau sedang ke Magelang, jangan lupa beli gula kacang ini ya guys..

9. Permen Tape

Permen tape dulunya hanya tersedia setiap hari raya Idul Fitri sebagai suguhan untuk tamu yang datang bersilaturahmi. Namun kini, penggemar permen tape tak harus menunggu lebaran kalau ingin makan permen tape. Cari saja di pusat oleh-oleh khas Magelang, pasti ada.

10. Buntil Daun Talas


Buntil daun talas sebenarnya adalah masakan tradisional yang kini juga menjadi oleh-oleh khas Magelang. Buntil adalah makanan berbahan utama daun talas yang diisi dengan parutan kelapa muda yang dicampur dengan ikan asin (ikan teri) berbumbu kemudian dikukus dan dimasak menggunakan santan. Rasanya? Waah, mantap. Kalian musti mencobanya

Curug Silawe

Sebagai salah satu daerah yang berada di lereng gunung membuat Magelang mempunyai wisata alam yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Salah satunya adalah pesona air terjun Silawe yang berada di lereng gunung Sumbing. Jika mengingat kata lawe banyak diantara masyarakat yang langsung tertuju ke curug lawe yang berada di Semarang. Memang, objek wisata curug lawe Semarang lebih populer di bandingkan dengan curug lawe di daerah lain. Selain Semarang ternyata di Temanggung juga ada curug yang bernama curug lawe. Tapi kali ini kita bahas yang Silawe dulu ya sob. Nah seperti apa keindahan yang tersimpan di curug silawe ini? mari kita simak bersama-sama.

Curug Silawe
Masing-masing curug tentu memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, tak terkecuali curug Silawe yang berada di Magelang ini. Lokasinya berada di desa Sutopati, kecamatan Kajoran, Magelang. Berada sekitar 20 Km ke arah Barat dari alun-alun Magelang, atau sekitar 40 menit perjalanan. Untuk menuju kesana aksesnya cukup mudah kok sob bisa lewat Kaliangkrik. Jika dari Magelang kota kita bisa menggunakan jalur Jl. Bandongan - Kaliangkrik. Ikuti saja terus jalan tersebut nanti akan ada papan penunjuk arah ke curug silawe di kanan jalan. Kemudian yang dari arah Yogyakarta bisa menggunakan jalur Kajoran via jl. Kajoran.

Dari jalan raya kita harus melanjutkan perjalanan lagi menyusuri daerah pedesaan sejauh kurang lebih 7 Km agar dapat sampai ke lokasi. Sepanjang perjalanan kita akan dimanjakan dengan panorama alam berupa hamparan pegunungan yang indah, dengan pemandangan yang indah itulah kita bisa jadi lebih bersemangat menuju ke lokasi. Medan yang akan kita lalui berupa tanjakan dan belokan kelok, jadi musti hati-hati ya sob. Di sepanjang jalan ini juga sudah ada beberapa papan penunjuk arah ke curug silawe, jadi yang baru pertama kali kesini nggak usah khawatir salah arah. Walaupun jalanan cukup baik dan nyaman, namun saat hampir sampai ke lokasi jalanan akan berubah menjadi terjal berbatu, tapi itu hanya sebentar kok. Kemudian jalanan akan berubah menjadi jalan berbeton yang nyaman lagi. Untuk kemari pengunjung bisa menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi, tapi untuk lebih enaknya sih pakai sepeda motor aja. Tetap jaga konsentrasi saat berkendara ya sob.

Biaya & medan menuju ke lokasi
Pengunjung hanya dikenakan biaya Rp.6.000/orang saja pada waktu itu, sudah termasuk parkir sepeda motor pastinya. Nanti pengunjung akan diberi tiket parkir, simpan tiket tersebut karena nanti saat mau pulang akan diminta lagi sama penjaganya. Dari parkiran lokasi curug cukup dekat, hanya sekitar 200 meter saja. Jadi tidak perlu khawatir kehabisan tenaga ya sob.

Pertama-tama pengunjung harus melewati turunan puluhan anak tangga terlebih dahulu untuk bisa sampai. Anak tangganya sudah bersemen dan nyaman dilewati. Sebelum menuruni anak tangga sudah ada beberapa warung yang menjajakan berbagai makanan, makanan ringan, dan minuman. Jika lupa membawa bekal kamu bisa membelinya disini terlebih dulu, karena dibawah nanti sudah tidak ada penjual lagi. Setelah melewati puluhan anak tangga kini sampailah pengunjung ke lokasi curug Silawe.
Arus Sungai Curug Silawe
Yang tak kalah menarik adalah ada beberapa tempat di curug silawe yang bisa dijadikan tempat menikmati air terjun, yang pertama dari atas tepat di sekitar anak tangga tadi, saat kamu menuruni anak tangga, nanti ada jalan setapak di kiri jalan, lewati saja jalan itu maka sampailah kamu ke tempat yang dimaksud. Kemudian di depannya persis, seperti gambar paling atas itu ya, atau lebih tepatnya lagi di jembatan penyeberangan. Jadi didepan curug silawe ini ada jembatan kecil yang bisa kamu jadikan tempat bersantai berikutnya. Kemudian yang terakhir dari bawah. Tepat dibawah jatuhnya air. Tapi jangan terlalu dekat dengan jatuhnya air, karena berbahaya.

Curug silawe memiliki ketinggian kurang lebih 60 meter, dan berada di ketinggian 5.000 mdpl di lereng gunung Sumbing. Tinggi banget ya? tak heran suasana disekitar sini sangat sejuk serta memanjakan para pengunjung. Sayang sekali di aliran sungainya masih terdapat beberapa sampah yang berserakan, entah dari pengunjung atau dari atas air terjun.

Air dari curug silawe didatangkan langsung dari gunung Sumbing. Sehingga masih bersih, jernih, dingin, dan segar. Menurut salah satu narasumber air dari curug silawe ini tidak pernah kering walaupun musim kemarau sekalipun. Kalau debit airnya berkurang mungkin iya sih, tapi kalau kering total tidak. Di sekitarnya banyak terdapat berbagai tumbuhan dari tanaman batu hingga tanaman gunung yang membuat suasana menjadi lebih enak. Dibawahnya banyak terdapat bebatuan mulai dari yang kecil serta yang besar juga ada. Kalau ingin turun kebawah ada jalanya sendiri, jalanya berupa jalan setapak tanah liat merah padat tanpa pengaman, sudah pasti licin kalau basah. Jadi kalau anda ingin ke bawah pastikan untuk sangat berhati-hati saat memijakan kaki ya sob.

Selain curug Silawe disini ada curug Sigong juga yang nggak boleh kamu lewatkan begitu saja.
selain curug silawe disini ada yang namanya grojogan besar yang bernama curug Sigong. Hampir mirip dengan curug silawe namun lebih pendek. Debit airnya juga kurang lebih sama dengan curug silawe. Untuk menuju kesana kamu tidak usah bingung karena tinggal ikuti jalanan yang sudah disediakan, maka anda akan sampai ke lokasi. Jarak antara curug silawe dengan curug sigong juga sangat dekat, bisa dilihat langsung bahkan saat pengunjung menuruni tangga tadi.


Indahnya Curug Sigong
Grojogan ini unik, karena airnya muncul dari sela-sela tebing yang curam. Hamparan airnya memanjang dan membentuk banyak air terjun mini, gambar diatas adalah gambar air terjun paling besar. Jadi jika pengunjung melihatnya langsung akan lebih indah karena di sebelah kanan air terjun paling besar diatas itu masih ada lagi grojogan kecil lain yang memanjang. Dinding tebingnya juga unik karena berbentuk seperti tumpukan batu alami. Ada beberapa rongga-rongga seperti guanya juga di sekitar dinding, jadi ada ciri khasnya tersendiri gitu. Di sekelilingnya ditumbuhi tanaman pegunungan dan banyak di tumbuhi tanaman yang menjalar, sehingga kealamianya akan sangat terasa. Airnya juga masih sama segar, sejuk, dan jernih, iyalah namanya juga masih satu komplek dengan curug silawe. Di dekat curug sigong ada sebuah bangunan bertap ( bukan gazebo ) yang bisa digunakan berteduh pengunjung. Karena nanti anak tangga menuju kemari akan sedikit menyerempet jatuhnya air sehingga pengunjung yang kesini pastilah kena cipratan airnya. Lumayan sob seger dan dingin kok. Dari sini juga ada pemandangan yang cukup menarik, yaitu melihat curug Silawe dari sisi yang lain, wah dobel ya nikmatnya.

Objek wisata curug silawe ini bukanlah termasuk objek wisata baru karena keberadaanya sudah diketahui masyarakat sejak dulu, walaupun belum banyak masyarakat diluar sana yang tahu keberadaan curug silawe. Untuk masalah fasilitas seperti mushola dan toilet disini memang belum ada. Jadi bagi para pengunjung yang hendak sholat bisa mencari masjid atau mushola di area perkampungan ya. Tempat wisata ini akan ramai pengunjung kalau pas hari libur dan akhir pekan.

Jadi apakah curug silawe akan menjadi tujuan kamu di akhir pekan ini ?? Mari kita Piknik.!!

Gardu Pandang Ketep Pass

Terletak pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan air laut, Ketep Pass menyajikan panorama indah khas dataran tinggi lengkap dengan kabut yang memeluk tubuh dan mengusik pandangan. Sembari menikmati secangkir teh hangat dan jagung bakar kamu pun bisa menyaksikan panorama gunung kembar bersama orang-orang terkasih.

Ketep Pass merupakan obyek wisata alam yang menyuguhkan panorama indahnya pegunungan dan pengetahuan tentang kegunungapian. Adalah H. Mardiyanto selaku Gubernur Jawa Tengah yang memprakarsai bukit ini menjadi tujuan wisata di jalur Solo-Selo-Borobudur dan diresmikan oleh Presiden Megawati Sukarno Putri pada 17 Oktober 2002. Dengan luas sekitar 8.000 m², Ketep Pass dilengkapi dengan fasilitas gardu pandang, Ketep Volcano Theatre, Ketep Volcano Centre, teropong, Ketep Pass Restaurant, Pelataran Panca Arga, arena bermain anak-anak, area parkir yang luas dan mushola.

Gardu pandang di Ketep Pass berupa dua buah gazebo yang berbentuk persegi panjang dan segi delapan. Di gazebo ini kamu dapat menikmati pesona kemegahan gunung kembar, Merapi Merbabu. Dua gunung yang berdiri bersisihan tersebut nampak perkasa dan gagah. Di bawahnya terlihat hamparan lahan pertanian yang menghijau serta rumah-rumah penduduk yang berdiam di lereng gunung.

Di Ketep Pass Magelang juga terdapat museum bernama Ketep Volcano Centre yang menyajikan berbagai informasi mengenai Gunung Merapi. Memasuki bangunan yang bentuknya melingkar ini, kamu bisa melihat miniatur Gunung Merapi, contoh batuan sisa erupsi dari tahun ke tahun, poster Puncak Garuda (puncak Gunung Merapi) dengan ukuran 3 x 3, poster peringatan dini banjir lahar dingin, foto-foto dokumentasi letusan Gunung Merapi dari tahun ke tahun, serta stereoskop atau alat yang digunakan untuk melihat hasil foto udara menjadi sebuah gambar 3 dimensi.

Titik tertinggi Obyek Wisata Ketep Pass Magelang ini terdapat di Pelataran Panca Arga. Jika cuaca sedang cerah dan tidak ada kabut atau awan yang menghalang pandangan, kamu bisa melihat keindahan puncak 5 gunung dari pelataran ini. Gunung-gunung tersebut yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Gunung Slamet.

Sembari menikmati pesona alam di Ketep Pass, kamu bisa mencicipi jagung bakar dan minuman hangat yang dijual di warung-warung yang ada di Ketep Pass. Saat udara dingin mulai datang dan perut keroncongan, kamu bisa makan nasi rames, nasi pecel, mie godok, mie goreng, atau mie ayam. Sedangkan jika ingin menikmati suasana pedesaan yang asri, kamu bisa menginap di homestay yang ada di kawasan Ketep Pass. Dijamin kamu akan mendapatkan pengalaman liburan yang seru.

Miniatur Gunung Merapi di Ketep Pass Magelang
Koleksi miniartur Gunung Merapi di Obyek Wisata Ketep Pass Magelang. (Benedictus Oktaviantoro/Maioloo.com)

Aktivitas Yang Bisa Dilakukan Di Ketep Pass Magelang

1.Menonton Film Dokumenter
Jika ingin melihat dasyatnya erupsi Merapi tahun 2010 silam, kamu bisa masuk ke Ketep Volcano Theatre. Di gedung ini diputar film dokumenter tentang erupsi Gunung Merapi dengan durasi sekitar 20 menit. Tidak ada jam khusus untuk bisa melihat film dokumenter ini. Selama kuota penonton sudah mencapai 15 orang, maka film akan diputar.

2.Meneropong
Jika kamu ingin melihat bentukan si gunung kembar secara lebih dekat, kamu bisa menyewa teropong yang telah tersedia di Pelataran Panca Arga dan gardu pandang. Dengan membayar Rp 3.000, kamu dapat melihat bentukan-bentukan atau kontur Gunung Merapi dan Gunung Merbabu secara lebih dekat. Selain teropong yang disediakan pengelola, kamu juga bisa menyewa binokuler dari warga. Dengan membayar Rp 3.000, kamu bisa menggunakan binokuler selama 20 menit. Sedangkan jika membayar Rp 5.000, kamu bisa menggunakan binokuler ini selama 1 jam.

3.Sunrise Seeing
Ketep Pass Magelang menyajikan pengalaman untuk menikmati sunrise yang sedikit berbeda. Kenapa? Karena lokasi Ketep Pass Magelang ini berdekatan dengan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Jika cuaca bagus dan langit bersih, kamu bisa melihat mentari yang muncul dari sela-sela gunung kembar tersebut lengkap dengan foreground atap warung yang tertata dengan rapi. Waktu terbaik untuk menikmati sunrise disini adalah bulan Juni hingga Agustus. Sedangkan spot terbaik ada di kawasan parkirasn sebelah utara. Selain dari tempat parkir, kamu juga bisa melihat munculnya sang mentari dari Pelataran Panca Arga.

4.Hunting Foto
Ketep Pass merupakan lokasi yang asyik untuk hunting foto. Bagi penggemar landscape, kamu bisa mengabadikan sunrise dengan latar belakang gunung yang megah, areal pertanian warga yang membentuk kontur indah, hingga gugusan perbukitan dan gunung-gunung yang berdiri berjajar serupa benteng penjaga. Sedangkan bagi penggemar foto-foto human interest, kamu bisa memotret warga yang sedang beraktivitas di ladang, para penjual sayur, penjaja jagung bakar, dan beragam momen menarik lainnya.

5.Belajar Tentang Gunung Merapi
Bila di Museum Gunung Merapi memberikan informasi tentang Gunung Merapi dan gunung api secara keseluran di Indonesia dan dunia, Ketep Volcano Centre hanya menyajikan informasi tentang Gunung Merapi. Di sana kamu bisa melihat beragam koleksi apik yang berhubungan dengan gunung berapi paling aktif di Indonesia ini. Kamu juga bisa mencoba melihat melalui stereosokop (alat untuk melihat hasil foto dari udara menjadi 3 dimensi).

Lokasi dan Akses Ketep Pass Magelang

Obyek Wisata Ketep Pass terletak dijalur Solo-Selo-Boyolali (SSB) atau l tepatnya di Jl. Blabak – Boyolali Km. 16, Ketep, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Dari Jogja terdapat dua jalan yang bisa dilewati. Jalur pertama merupakan jalur yang umum dilewati yakni Jalan Magelang – Muntilan – Blabak (pertigaan Blabak belok kanan) – Sawangan – Ketep. Sedangkan jalur kedua bisa melewati jalan kecil di samping Klenteng sebelum pasar Muntilan. Dari Klenteng Hok An Kiong itu tinggal lurus saja mengikuti jalan utama (kamu akan melewati Pasar Talun dan jembatan gantung) hingga menemui pertigaan Kecamatan Sawangan, dari pertigaan itu silahkan belok kanan sampai menemui pertigaan Ketep Pass.


RUMAH KAMERA


Rumah Kamera Magelang, Wisata Sensasi “Galeri Seni”

Denah Rumah kamera Magelang ini memiliki empat lantai loh, rasakan sendiri deh sensasinya begitu kalian mamasuki sebuah “kamera”  melalui bagian “lampu flash” pada kamera DSLR sebagai pintu masuknya. Intip deh pemandangan dari luar bagian “ mode LCD” yang dijadikan sebagai jendelanya.

1. Menikmati Keindahan Berbagai Karya Seni
Rumah kamera merupakan sebuah galeri seni berbentuk kamera DSLR raksasa yang didalamnya terdapat berbagai lukisan karya seorang seniman asal Semarang yang emang udah lama tinggal di Bali, Tanggol Angien Jatikusumo. Bukan Ki Kusomo ya Guys!

Saat memasuki galeri rumah kamera, kalian akan langsung disuguhi karya-karya lukis yang amat luar biasa dan handmade Tanggol loh. Guys! Kalian harus lihat, lukisannya sangat indah dan penuh detail. Gambar-gambar-nya pun sangat menyentuh. Lampu-lampu sorot yang dipasang menambah keindahan lukisan. Mana ada sih yang nolak buat nggak selfie-selfie ria di tempat seindah ini? Nggak hanya itu aja sih, pengunjung yang pendek alias nggak bisa berdiri untuk ngelihat lukisan terus-menerus, di galeri ini udah disiapin kursih-kursih yang dibentuk dengan kreatif dan juga lucu Guys!

2. Kesempatan Bertemu Tanggol Angien yang Inspiratif
Tanggol ingin menjadikan desa tempat tinggalnya sebagai desa “seni” wisata magelang, maklum karena dirinya sendiri merupakan maestro di dunia seni, terutama seni lukis. Pria yang sempat tinggal di Bali sejak kecil ini, emang udah memiliki jiwa seni yang tinggi. Dukungan orang tua Tanggol sangat besar sehingga beliau mencelupkan dirinya dalam dunia seni. Karya-karya beliau banyak dijual ke luar kota maupun mancanegara. Ih keren ya, Guys! Inspiratif banget buat kalian yang ingin berkecimpung di dunia seni juga. Beliau pun sering mengajar lukis kepada anak-anak desa setempat di hari minggu.

 Alamat Rumah Kamera Magelang di Jl. Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tempat ini sudah di bangun sejak tahun 2013. Dari desain hingga pembuatannya diatur sedemikian rupa hingga mewujudkan hasil yang sweet. Saat itu, pembangunanan menghabiskan waktu setahun. Tanggol membangunnya selain bertujuan menjadikan desa setempat tinggalnya sebagai desa seni, hal tersebut sebagai pelampiasan beliau karena kegigihannya saat muda menginginkan sebuah kamera dan berjuang untuk  terus melahirkan sebuah karya. Beliau secara konsisten, tekun dan berhasil membuat kamera raksasa. Mimpi beliau ingin menambah fasilitas lainnya lagi seperti membuat panggung kesenian pentas sendrati, kesenian jatilan, kuda lumping dan keroncong. Karena bagi beliau, Indonesia sangat kaya akan kebudayaan yang harus dilestarikan. Itu emang bener sih. Indonesia beranekaragam budaya dan keseniannya. Seluruh Negara lain udah mengakui hal tersebut.

3. Surganya para “selfer”
Disana, Guys! Kalian akan melihat ada bangunan di samping rumah kamera. Tempat itu merupakan Selfie Paradise. Sesuai namanya ya, tempat itu emang surganya para selfer. Di sana terdapat berbagai lukisan 3D yang bisa kalian gunakan untuk selfie kekinian. Selfie sepuasnya sampai puas dengan membeli tiket masuk rumah kamera Magelang seharga Rp. 15.000 aja.

4. Menyaksikan Cantiknya pemandangan Candi Borobudur dari Atas “Lensa Kamera”.

Dari bagian “lensa kamera”, Guys! Kalian dapat melihat betapa cantiknya pemandangan desa dari atas Rumah Kamera Magelang. Untuk mencapainya, kalian bisa masuk melalui tangga. Banyak loh wisatawan domestik maupun mancanegara yang naik sampai lantai atas cuman buat ngelihat pemandangan Candi Borobudur ples alam sekitar seperti Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing dan lainnya lah.

Satu lagi Guys! Sama hal nya kayak di Korea, bedanya sih cuman kalo wisata di Korea kalian menggunakan gembok cinta dan di sini nih Guys! Kalian bisa menulis pesen-pesen untuk orang terkasih disalah satu sisi atapnya. Rumah kamera Magelang buka setiap hari Selasa-Minggu pukul 08.00-17.00 WIB.

Selasa, 19 Desember 2017

Air Terjun Sekar Langit

Sekar Langit dalam bahasa jawa, sekar berarti bunga, dan langit berarti langit, maka jika diterjemahkan berarti bunga yang turun dari langit.  Air terjun Sekar Langit merupakan tetesan mata air yang berasal dari puncak Gunung Telomoyo, gunung yang membatasi antara kota Salatiga dan kota Magelang di Jawa Tengah.

Air Terjun Sekar Langit memiliki ketinggian sekitar 30 meter dan aliran airnya nanti akan mengalir ke arah barat menuju ke aliran sungai Elo dan selanjutnya bermuara di laut selatan Jawa.


Legenda

Warga sangat menghormati air terjun yang satu ini, hal ini lantaran sebuah runtutan kisah dongeng klasik legenda Joko Tarub, seorang pria iseng yang mengintip dan mencuri selendang bidadari yang sedang mandi di sebuah air terjun.

Warga disekitar air terjun ini percaya bahwa air dari Air Terjun Sekar Langit memiliki khasiat, baik untuk penyembuhan penyakit yang ringan seperti gatal-gatal sampai kepada penyakit kronis.  Selain itu juga air ini dapat menambah aura kecantikan bagi seorang perempuan.  Caranya dengan mandi atau cukup sekedar membasuh muka saja.  Ada pula anggapan lain tentang erotisme khasiat dari air terjunt ini, yaitu  mampu untuk menambah padat, berisi dan kencang payudara bagi perempuan.  Caranya adalah sambil mandi, air terjun yang mengucur ini langsung dikenakan ke bagian utama identitas kewanitaan ini baik secara langsung atau boleh juga dikenakan sedikit demi sedikit atau diserempet-serempetkan saja. Yang penting, air dari Air Terjun Sekar Langit harus mengenai payudara secara langsung sebelum air tersebut jatuh menyentuh bumi.

Bahkan bagi yang sulit mendapatkan jodoh terutama kaum pria, tempat ini sering dijadikan tempat untuk melaksakan keingingan tersebut di atas..

Ritual untuk mendapatkan jodoh biasanya dengan melakukan meditasi di malam hari, yaitu pada malam Jumat Kliwon atau malam Selasa Kliwon, dengan cara membakar dupa atau kemenyan sambil menghadap ke arah timur laut.  Umumnya tempat yang dipilih untuk melakukan ritual tersebut adalah di sebuah batu berdiameter sekitar 5 meter yang terletak di sebelah selatan air terjun.  Konon di tempat ini adalah tempat yang paling makbul, dimana dulunya Joko Tarub mengintip bidadari-bidadari yang sedang mandi di Sekar Langit tersebut.

Lokasi

Terletak Desa Telogorejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah.



Aksesbilitas

Berjarak sekitar 5 km dari Kopeng dari arah utara kota Salatiga.  Dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi, baik sepeda motor maupun mobil dengan kondisi jalan sudah beraspal, akan tetapi sangat curam dengan banyak turunan.

Untuk sampai ke obyek wisata Air Terjun Sekar Langit ini, dapat di capai dari dua arah.  Arah pertama masuk dari kota Salatiga. Dimana sesampainya di desa Getasan (sebelum Kopeng), ambil jalan ke kanan hingga pintu gerbang.  Jarak dari desa ini hingga pintu gerbang sekitar 3-4 km.  Sedangkan arah kedua masuk dari kota Magelang melewati daerah Grabag dengan menyusuri perbukitan. Dari Kota Kecamatan Grabag ini, dapat ditempuh dalam waktu sekitar 10-15 menit, dengan pintu masuknya berada di Dusun Dalangan, Desa Pandean Ngablag.

Selanjutnya dari pintu gerbang menuju air terjun sekitar 500 meter melalui jembatan dan jalan setapak yang menanjak melewati hutan pinus.  Di sepanjang jalan terpampang beberapa papan pengumuman yang diletakkan di pohon untuk mengingatkan pengunjung bilmana hujan tiba, harus keluar dari lokasi.  Hal ini dikarenakan sering terjadi air bah yang datang dari hulu bila musim hujan tiba.  Begitu juga terdapat larangan mandi dan turun ke sungai saat musim hujan tiba.


Tiket dan Parkir


Tiket masuk tiap kendaraan bermotor adalah Rp. 2000  dan mobil Rp. 3000.

Senin, 18 Desember 2017

Gereja Ayam

Bagi Anda yang mungkin mau mudik ke daerah Magelang dan Jogjakarta jangan lupa untuk mampir ke lokasi suting film AADC2.

Bukit Rhema

Salah satunya adalah Rumah Doa Bukit Rhema.
Rumah doa ini sering juga disebut sebagai Gereja Ayam oleh penduduk lokal. Letaknya di Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Magelang, Jawa Tengah.
Jaraknya dari Yogyakarta sekitar 45 kilometer. Pemandangan dari ketinggian memikat disaksikan dari tempat ini ketika pagi hari.
Lokasinya tersembunyi cukup jauh, yakni di perbukitan Magelang, Jawa Tengah, namun namanya kini tengah mendunia.
Bangunan yang diprakarsai oleh Daniel Alamsjah dikenal dengan sebutan Gereja Ayam.

Ini karena bentuknya mirip seekor ayam yang tengah duduk di tanah di bagian kepalanya terdapat sebuah mahkota.
Bentuk bangunannya cukup besar, di mana bagian dalamnya terdapat ruang besar dan kamar-kamar.
Hanya saja, Daniel Alamsjah mencoba meluruskan bahwa bangunan itu bukanlah berbentuk ayam, melainkan burung merpati.

Hampir setiap tahun, bangunan ini didatangi wisatawan lokal maupun asing.
Sebagian mengabadikan foto-foto bangunan itu lalu diunggah di media sosial.
Daniel yang asal Jakarta mengungkapkan awal muasal mendirikan bangunan itu. Dalam ceritanya seperti dilansir dailymail.uk, sebelumnya dia mendapat pesan dari Tuhan untuk membangun sebuah rumah ibadah dengan bentuk burung merpati.

mungkin karena saya umat Kristen, banyak orang berfikir saya sedang membangun sebuah gereja. Tapi saya tegaskan itu bukan gereja. Saya membangun sebuah rumah doa tempat bagi orang-orang yang percaya pada Tuhan," kata pria berusia 68 tahun itu.
Seusai memperoleh ilham dari mimpinya, pada tahun 1989, Daniel dalam perjalanan Magelang, di mana keluarga istrinya berasal.
Saat itu dia melihat sebuah pemandangan yang indah di perbukitan. Rupanya, pemandangan itu sama persis dengan yang ada dalam mimpinya.
"Saya berdoa sepanjang malam di sana dan saya mendapat wahyu bahwa saya harus membangun rumah doa di tempat itu," katanya.
Satu tahun kemudian, Daniel membeli lahan dari warga setempat seluas 3.000 meter persegi dengan harga sekitar Rp 2 juta.
Pembayaran dilakukan dengan cara mencicil sampai akhirnya lunas dalam empat tahun.
Hanya saja, bangunan itu tak selesai sempurna karena keterbatasan dana serta pertentangan dari warga sekitar.



Rumah Pengobatan
Saat ini, bangunan itu dalam kondisi tidak terawat.
Dinding-dindingnya tanpa cat terus mengelupas di makan cuaca, juga ulah vandalisme mengotori bangunan yang penuh lumut itu.

Banguan itu sempat menjadi lokasi beribadah warga dari berbagai agama, termasuk Buddha, Islam, dan Kristen, dengan cara mereka sendiri.
Selain itu, bangunan itu juga pernah digunakan sebagai pusat rehabilitasi.
Alamsjah menegaskan rehabilitasi di rumah doa ini adalah untuk terapi bagi anak-anak cacat, pecandu narkoba, orang gila dan pemuda terganggu.
Rumah Doa itu resmi ditutup tahun 2000 karena biaya konstruksi yang terlalu tinggi, tetapi banyak terus mengunjungi situs yang indah di Indonesia.
Wasno, warga Desa Gombong adalah salah satu dari 30 penduduk setempat yang membantu Alamsjah.
Wasno juga ikut merasakan manfaat dari kehadiran bangunan Gereja Ayam itu.
Dia menyediakan lahan rumahnya di kaki bukit untuk parkir pengunjung.
Terkenal melalui media sosial, Gereja Ayam telah menjadi sorotan para traveller, seperti Putri normalità yang mengabadikan bangunan itu dan diunggah lewat media sosial.
"Ada sangat sedikit cerita tentang bangunan, tetapi banyak wisatawan penasaran ingin mengunjunginya, atau bahkan berniat menikah di sana. Boleh jadi karena kandungan cerita misteri yang membuat orang ingin datang melihatnya," kata Putri.
"Ada banyak nama untuk bangunan ini, misalnya: Gereja Chicken, Gereja Bird, Gereja Dove, Pigeon Hill dan banyak nama lainnya," lanjut Putri.

Wisatawan lain menggambarkan bagaimana lima dari delapan pilar memegang bangunan hingga kini runtuh.
Alek Kurniawan mengatakan, "Ini adalah yang paling aneh, ternyata kamar ini bertingkat. Ruang atas digunakan sebagai aula gereja. Sementara di ruang bawah tanah, ada kamar seperti kamar tidur dan kamar mandi."
Kamar itu sulit ditemukan jika tidak pengunjung yang masuk ke dala bangunan tidak membekalinya dengan senter. Beberapa kamar, kata Alek, menjadi sarang kelelawar.
"Ada 15 kamar seperti kamar tidur dan 1 kamar dengan 3 kamar mandi. Ada satu pintu lagi kita tidak masuk. Banyak juga grafiti di dinding, misalnya kata-kata buruk dan gambar wanita telanjang ditemukan," katanya. (Kompas.com/Dailymail.co.uk)